Wednesday 28 September 2016

TEORI PARADIGMA DASAR PEMASARAN (MANAJEMEN PEMASARAN)



Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran merupakan kegiatan yang dikoordinasikan dan dikelola dengan baik. Definisi manajemen pemasaran menurut Kotler yang dikutip Basu Swastha dan Hani Handoko, (1997:4) sebagai berikut: “Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan”.
Karakteristik Pemasaran
Ada empat karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar diantaranya:
1. Teistis (rabbaniyyah): Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariat yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah yang paling adil, paling sempurna, paling selaras dengan segala bentuk kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk kerusakan, paling mampu mewujudkan kebenaran, memusnahkan kebatilan dan menyebarluaskan kemaslahatan.
2. Etis (akhlaqiyyah): Keistimewaan lain dari syariah marketer selain karena teistis (rabbaniyyah) juga karena ia sangat mengedepankan masalah akhlak (moral dan etika) dalam seluruh aspek kegiatannya, karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat universal, yang diajarkan oleh semua agama.
3. Realistis (al-waqiyyah): Pemasaran syariah adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah Islamiyah yang melandasinya. Pemasar syariah adalah para pemasar professional dengan penampilan yang bersih, rapi dan bersahaja, apapun model atau gaya berpakaian yang dikenakannya, bekerja dengan mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral dan kejujuran dalan segala aktivitas pemasarannya.
4. Humanistis (insaniyyah): Keistimewaan syariah marketer yang lain adalah sifatnya yang humanistis universal, yaitu bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara. Syariat Islam diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan dan status. Hal inilah yang membuat syariah memiliki sifat universal sehingga menjadi syariah humanistis universal. 
Ruang lingkup
manajemen pemasaran merupakan kegiatan penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program-program yang dibuat untuk membentuk, membangun, memelihara, keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang.
            Dengan batasan pengertian mengenai manajemen pemasaran seperti di atas, maka akan tercakup ruang lingkup yang sangat luas. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa manajemen pemasaran mencakup seluruh falsafat,konsep, tugas, dan proses manajemen pemasaran. Pada umumnya ruang lingkup manajemen pemasaran  meliputi:
Falsafah manajemen pemasaran yang mencakup konsep dan proses pemasaran serta tugas-tugas manajemen pemasaran.
Faktor lingkungan pemasaran merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan pimpinan perusahaan.
Analisis pasar yang mencakup ciri-ciri dari masing-masing jenis pasar, analisis produk, analisis produk, analisis konsumen, analisis persaingan dan analisis kesempatan pasar.
P emilihan sasaran (target) pasar, yang mencakup dimensi pasar konsumen, perilaku konsumen, segmentasi pasar dan kriteria yang digunakan, peramalan potensi sasaran pasar dan penentuan wilayah pasar/penjualan.
Kebijakan dan strategi produk, yang mencakup strategi, pengembangan produk, strategi produk baru, startegi lini produk, dan strategi acuan produk (product mix).
Kebijakan dan strategi penyaluran, yang mencakup strategi penyaluran distribusi dan strategi distribusi fisik.
Organisasi pemasaran, yang mencakup tujuan perusahaan dan tujuan bidang pemasaran, struktur organisasi pemasaran, proses dan iklim perilaku organisasi pemasaran. 
Fungsi Pemasaran yang Perlu Diketahui
Fungsi Manajemen Pemasaran
 mencakup riset konsumen, pengembangan suatu produk, komunikasi - promosi, strategi distribusi, penetapan harga produk dan pemberian layanan. Seluruh kegiatan ini dilaksanakan untuk bisa mengetahui, memenuhi, melayani, serta memuaskan kebutuhan para konsumen. Adapun fungsi dari pemasaran itu sendiri ada beberapa diataranya akan kita bahas dalam artikel ini
Fungsi Pemasaran
Fungsi Pemasaran adalah aktivitas yang dijalankan pada bisnis yang terlibat didalam menggerakkan barang atau jasa dari produsen hingga sampai ke tangan para konsumen (William J. Shultz)

Didalam konsep fungsi pemasaran yang dikemukakan oleh Sofjan Assauri [1987: 19] yang meng-klasifikasi-kan fungsi pemasaran kedalam 3 (tiga) fungsi dasar pemasaran, yaitu :
1.                  Fungsi Pembelian dan Penjualan
2.                  Fungsi Suply Fisik - pengangkutan dan penyimpangan (penggudangan)
3.                  Fungsi Penunjang - pengamanan, standardisasi dan grading, keuangan (financing), penanggungan terhadap resiko serta informasi pasar

Pada tulisan ini, fungsi pemasaran yang akan disoroti adalah :
[1] Fungsi Pembelian | Buying

Fungsi Pemasaran Pembelian adalah fungsi yang mengikuti kegiatan kegiatan yang mencari serta mengumpulkan barang atau jasa yang dibutuhkan sebagai persediaan dalam memenuhi kebutuhan para konsumen. Fungsi Pembelian ini pada dasarnya adalah sebuah proses atau kegiatan mencari penjual dan merupakan timbal balik dari aktivitas penjualan (Selling). Maka daripada itu perlu untuk dipahami kegiatan-kegiatan apa saja yang bisa membuat orang atau konsumen melakukan pembelian barang atau jasa.
[2] Fungsi Penjualan | Selling

Fungsi Penjualan (Selling) Meliputi kegiatan yang dijalankan untuk mencari para calon pembeli produk atau jasa yang ditawarkan dengan harapan bisa memperoleh keuntungan. Aktivitas penjualan adalah lawan dari aktivitas pembelian. kegiatan pembelian (buying) tidak akan pernah terjadi tanpa aktivitas penjualan. demikian juga sebaliknya.
[3] Fungsi Transportasi

Fungsi Transportasi merupakan proses pemindahan barang dari suatu tempat dipindahkan ke tempat yang lainnya (pemindahan)
[4] Fungsi Penyimpanan | Penggudangan

Penggudangan atau penyimpanan barang adalah fungsi penyimpanan suatu produk yang telah dibeli sebagai persediaan supaya bisa menghindari resiko kerusakan barang atau resiko resiko yan glain yang bisa saja muncul
[5] Fungsi Informasi Pasar

Informasi Pasar ini adalah fungsi pemasaran yang bersifat luas serta penting, ini dikarenakan fungsi informasi pasar ini menyajikan informasi mengenai situasi dan kondisi perdagangan secara umum yang masih berhubungan dengan produk yang terkait, harga jual yang inginkan oleh konsumen dan situasi kondisi pasar secara keseluruhan.

Menurut Sofjan Assauri [1987: 303] yang dimaksud dengan informasi ialah keterangan yang berupa fakta, data ataupun hasil analisis, pertimbangan atau sebuah pandangan dari pemberli informasi tentang keadaan kondisi yang secara langsung terkait dengan kebutuhan dalam pengambilan suatu keputusan manajemen
Semua hal hal diatas tentunya harus dikuasai dengan matang dan mendetail serta penerapan yang tepat oleh pihak Manajemen Pemasaran walau terkadang dalam penerapannya tentu mengalami dan menghadapi berbagai kendala yang terkadang tidak diperhitungkan sebelumnya. Pemahaman yang utuh atas fungsi manajemen pemasaran nantinya akan bisa dijadikan bahan kajian dari sebuah strategi pemasaran yang akan di terapkan untuk memaksimalkan semua peluang yang ada.

KONSEP PEMASARAN FUNDAMENT
Berikut adalah seperangkat konsep yang menciptakan sebuah fondasi untuk manajemen pemasaran :

1.  Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan
Secara sepintas konsep kebutuhan, keinginan dan permintaan hamper mirip, padahal jelas-jelas berbeda. Kebutuhan merupakan tunntutan dasar manusia yang harus dipenuhi untuk bias bertahan hidup. Dari berbagai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia, munculah beberapa keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan demikian kita dapat mengartikan keinginan sebagai sasaran-sasaran spesifik yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan dari seorang individu. Sedangkan permintaan adalah keinginan akan produk-produk spesifik yang didukung oleh kemampuan untuk membayar atau menggantinya dengan balas jasa lain seperti halnya uang. Sebagai contoh, salah satu kebutuhan manusia adalah makan (pangan) untuk bertahan hidup. Dari kebutuhan dasar itulah muncul keinginan untuk makan nasi dan lauk pauk yang enak. Namun karena kemampuan financial andi terbatas, ia tidak mungkin untuk membeli nasi dan lauk pauknya di rumah makan padang, ia hanya mampu untuk membeli nasi dan lauk pauknya di warteg yang harganya relatif murah. Kemampuan andi untuk membeli nasi dan lauk pauknya di warteg inilah yang disebut sebagai permintaan.

2. Pasar Sasaran, Penentuan Posisi, dan Segmentasi
Dalam praktik pemasaran, jarang seorang pemasar dapat memuaskan setiap orang di pasar. Kebutuhan setiap orang akan suatu barang pastilah berbeda-beda, misalkan pada warung nasi atau restoran, ada pelanggan yang hanya ingin mengenyangkan perut saja dalam artian makan di warteg sudah cukup, ada orang yang ingin merasakan nikmatnya rendang di restoran padang, ada orang yang justru menginginkan kenikmatan dalam menyantap makanan yang hanya disajikan oleh chef yang piawai dalam dunia masakan di resto-resto yang elit dan berklas. Berdasarkan kenyataan itulah, seorang pemasar harus memulai dengan segmentasi pasar. Dalam pemasaran, seorang pemasar harus mengidentifikasi dan membedakan kelompok-kelompok pembeli yang mungkin lebih menyukai atau memerlukan berbagai produk dan bauran pemasaran. Segmen pasar dapat diidentifikasi dengan memeriksa perbedaan-perbedaan demografis, psikografis, dan perilaku dikalangan pembeli.   Selanjutnya, perusahaan memutuskan segmen mana yang menyajikan peluang besar ---  yang merupakan pasar sasaran. Untuk masing-masing pasar sasaran yang terpilih, perusahaan mengembangkan suatu tawaran pasar, tawaran itu diposisikan dipikiran para pembeli sasaran sebagai sesuatu yang member manfaat penting.

3. Tawaran dan Merk
Perusahaan mengajukan kebutuhan-kebutuhan dengan mencetuskan suatu usulan/ prpposisi nilai suatu perangkat manfaat yang mereka tawarkan kepada pelanggan guna memuaskan kebutuhan mereka. Proposisi nilai yang tak berwujud, dibuat menjadi sesuatu yang bersifat fisik melalui suatu tawaram, yang dapat menjadi gabungan produk, jasa, informasi, dan pengalaman. Merk merupakan tawaran dari suatu sumber yang sudah dikenal. Merk yang baik adalah merk yang mempunyai citra yang kuat, menyenangkan, dan unik. Dengan membangun merk yang baik, memugnkinkan perusahaan memiliki pelanggan yang setia terhadap produk.

4. Nilai dan Kepuasan
Pemasaran akan berhasil bilamana dapat menyentuh nilai dan kepuasan dari pelanggan. Seorang pelanggan bias saja membeli produk lain, namun jika mereka tidak puas akan nilai drai barang tersebut kemungkinan kereka akan berpindah ke produk lain yang dapat memberikan nilai dan kepuasan yang lebih memadai. Oleh karenanya seorang pemasar dalam pemasaran harus memperhatikan nilai dan kepuasan apa yang ingin diperoleh pelanggan, sehingga produk yang dihasilkan pelanggan akan tetap dicintai dan tetap setia terhadap produk.

5. Saluran Pemasaran
Di dalam pemasaran, seorang pemasar menggunakan tiga jenis saluran untuk mencapai pasar sasarannya. Ketiga saluran pemasarasn tersebut adalah :
·                     Saluran Komunikasi. Saluran ini dugunakan untuk menyerahkan dan menerima pesan dari pembeli sasaran. Saluran komunikasi ini meliputi surat kabar, majalah, radio, televises, pos, telepon, papan iklan, poster, pamphlet, CD, audioscape, dan internet.
·                     Saluran Distribusi.  Saluran ini digunakna untuk memamerkan atau menyerahkan produk fisik atau jasa kepada pembeli atau pengguna. Yang termasuk saluran disini adalah distributor, grosir, pengecer dan agen.
·                     Saluran Jasa. Saluran ini digunakan untuk melakukan transaksi dengan pembeli potensial. Saluran jasa mencakup pergudangan, perusahaan angkutan, bank, dan perusahaan asuransi yang memudahkan transaksi.

6. Rantai Pasokan
Rantai pasokan menggambarkan suatu saluran yang lebih panjang yang terentang dari bahan mentah, komponen-komponen, hingga produk-produk final yang disampaikan kepada pembeli final. Rantai pasokan menggambarkan sistem penyerahan nilai. Setiap perusahaan menangkap hanya persentase tertebtu dari nilai total yang dihasilkan oleh rantai pasokan. Bila sebuah perusahaan mengambil alih perusahaan pesaing stsu rnsmbsh usaha ke arah  sumber daya atau ke ranh pelanggan, tujuannya adalah merebut nilai persentase lebih tinggi dari nilail pasokan.

7. Persaingan
Persaingan mencakup semua tawaran dari pesaing serta barang pengganti yang actual dan potensial yang mungkin dipertimbangkan oleh pembeli. Dalam pemasaran seorang pemasar  haru memperhatikan pola persaingan yang terjadi. Semakin ramai persaiangan, seorang pemasar harus lebih gencar memahami pelanggan sehingga melahirkan poduk-produk actual yang memenuhi selera pelanggan.

8. Lingkungan Pemasaran
Persaingan menggambarkan salah satu dari lingkungan tempat pemasar beraksi. Lingkungan pemasaran terdiri dari lingkungan tugas dan lingkungan luas.
·                     Lingkungan Tugas Lingkungan tugas dalam pemasaran mencakup actor-aktor dekat yang terlibat dalam memproduksi, menyalurkan, dan mempromosikan tawaran. Actor itu meliputi perusahaan pemasok, distributor, dealer, dan pelanggan sasaran.
·                     Lingkungan Luas terdiri dari enam komponen : lingkungan demografis, lingkungan ekonomi, lingkungan alam, lingkungan teknologi, lingkungan hokum-politik, lingkungan social budaya.

9. Perencanaan Pemasaran
Proses perencanaan pemasaran terdiri dari menganalisis pelulang pemasaran, menyeleksi pasar sasaran, merancang strategi, mengembangkan program pemasaran, dan mengelola proses pemasaran.

Thursday 15 September 2016

Tugas Slide power Point Sejarah Bahasa Indonesia

 Jika ada salah informasi atau kata, mohon di koreksi
LINK DOWNLOAD

Hubungan Biaya, Volume dan Laba



Hubungan Biaya, Volume dan Laba 
Analisis biaya, volume dan laba merupakan sebuah teknik atau alat yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara votume, biaya total, pendapatan total dan laba, analisis ini sangat berguna bagi perencanaan atau perencanaan laba dalam tahun anggaran tertentu.
Analisis hubungan BVL tidak hanya bermanfaat untuk organisasi yang berorientasi pada laba, tetapi juga dapat digunakan untuk organisasi yang tidak berorientasi pada laba. Organisasi tersebut perlu memahami bagaimana biaya dapat dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan untuk membantu organisasi dalam mengendalikan biaya.
Dalam melakukan analsis BVL didasarkan pada suatu asumsi bahwa:
  • Semua biaya dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
  • Jumlah biaya tetap tidak berubah dalam kisaran tertentu dari data yang dianalisis.
  • Biaya variabel berubah seiring dengan perubahan dalam volume produk atau kegiatan dalam kisaran tertentu dari volume yang dianalisis.
Yakni merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek.

Dengan Analisis Biaya-Volume Laba perusahaan dapat mengambil kebijakan atau langkah-langkah yang harus diambil dalam rangka untuk mencapai perolehan laba yang diharapkan.
Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi Laba :
  1. Volume produk yang dijual, berpengaruh terhadap volume produksi produk atau jasa tersebut.
  2. Harga jual produk,atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.
  3. Biaya produksi, adalah biaya yang timbul dari perolehan atau untuk pengolahan suatu produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.

Analisis biaya, volume dan taba dapat digunakan untuk menentukan titik impas dengan beberapa pendekatan persamaan matematika, pendekatan contribution margin per unit, pendekatan contribution margin ratio dan pendekatan grafik.

Anggapan yang Mendasari Analisis Titik Impas:
  1. Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan. Biaya tetap akan selalu konstan dalam kisaran volume yang dipakai dalam perhitungan impas, sedangkan biaya variabel berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan.
  2. Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan. Jika dalam usaha menaikkan volume penjualan dilakukan penurunan harga jual atau dengan memberikan potongan harga, maka hal ini mempengaruhi hubungan biaya, volume dan laba.
  3. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relatif konstan. Penambahan fasilitas produksi akan berakibat pada penambahan biaya tetap dan akan mempengaruhi hubungan biaya-volume- laba.
  4. Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah. Jika harga bahan baku dan tarif upah menyimpang terlalu jauh dibanding dengan data yang dipakai sebagai dasar perhitungan impas, maka hal ini akan mempengaruhi hubungan biaya, volume laba.
  5. Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.
  6. Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.
  7. Komposisi produk yang akan dijual dianggap tidak berubah.

Suatu perusahaan dikatakan dalam keadaan break even apabila dalam usahanya pada suatu periode antara jumlah biaya dengan jumlah hasil penjualan adalah sama. Pada keadaan ini berarti bahwa perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian. Jadi break even itu dapat diartikan suatu keadaan dimana jumlah biaya dan jumlah penghasilan dari penjualan adalah sama, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak memperoleh keuntungan.

Break even adalah keadaan suatu perusahaan yang pendapatan penjualannya sama dengan jumlah total biayanya, atau besarnya contribution margin sama dengan total biaya tetap, dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita rugi atau rugi labanya sama dengan nol.

Suatu perusahaan dikatakan break even point apabila setelah dibuat perhitungan rugi laba dari suatu periode kerja atau dari suatu kegiatan usaha tertentu, perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak mengalami kerugian. Break even point merupakan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan break even jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya atau apabila laba konstribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja. Break even point adalah volume (V) yang jumlah total pendapatan dengan total biaya dan keuntungan adalah nol.

Berdasarkan devinisi yang telah dikemukakan maka dapalah ditarik suatu kesimpulan bahwa break even point adalah suatu tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutupi biaya operasional, dimana pada titik impas laba sebelum bunga dan pajak sama dengan nol atau dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian.

Analisis break even adalah suatu cara atau suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi, apakah perusahaan yang bersaing ketat tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Untuk mengetahui besarnya tingkat penjualan yang minimum yang harus dilakukan perusahan agar biaya-biaya yang dikeluarkan dapat dikendalikan dengan tingkat keuntungan atau laba yang direncanakan dapat dicapai, maka digunakan rumus sebagai berikut :

Dimana:
FC = Biaya Tetap
P = Harga Jual Per Unit
S = Penjualan
VC = Biaya Variabel Per Unit
1 = Konstanta
π = Laba yang direncanakan
b. BEP (dalam rupiah)
   
Saya setuju bahwa analisis biaya,volume dan laba (BVL) merupakan alat analisis yang tepat bagi manajemen terkait hubungan antara biaya, volume penjualan, dan laba. Karena dengan melakukan analisis BVL dapat diketahui hubungan antara perubahan volume penjualan dan perubahan terhadap harga jual dan jumlah biaya (biaya tetap dan variabel). Jadi, manajemen dapat menentukan volume penjualan dan bauran produk yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat laba yang diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki.
Sedangkan break even point adalah alat atau usaha untuk mnyeimbangkan antara biaya, volume dan laba. Hal ini karena sebuah perusahaan dinyatakan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi apabila volume (V) yang jumlah total pendapatan dengan total biaya dan keuntungan adalah nol. Dan saya pribadi menganjurkan setiap perusahan dapat mengontrol break even point dengan baik demi kelancara arus biaya, volume penjualan dan laba.




MAKALAH RISET PEMASARAN (MANAJEMEN PEMASARAN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang            Dalam kenyataan, sering terjadi ternyata data/informasi yang telah disebutdi atas...